DEBAT three 10





Menganalisis Isi Debat









2.1



 /five (22 votes )





Pamrih debat adalah mendapatkan lega hati ataupun paralelisme pendapat privat menyikapi mosi, tetapi setiap pihak harus mempertahankan pendapatnya yang sesuai dengan fakta. Apabila argumen yang disampaikan satu pihak lebih kuat dan lebih meyakinkan, lain tidak mana tahu pada akhir debat pihak enggak akan mengubah pendapatnya tentang mosi.







Kegiatan 1.


Menganalisis Pendapat Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Objektif dalam Debat



























Sebelum menganalisis manfaat dan kelemahan pendapat pihak-pihak yang berdebat, keadaan yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengenali pendapat dan argumen nan disampaikan masing-masing pihak.













Dalam pembelajaran kali ini engkau akan belajar menganalisis pendapat serta argumen yang disampaikan oleh setiap pihak yang terbabit dalam diskusi.























Mgid






















Lega bagian ini kamu menganalisis adapun kekuatan dan kelemahan satu pendapat serta argumen nan disampaikan. Namun, sebelum itu anda harus mengenali pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak. Mudahmudahan lebih jelas, lakukan tugas berikut ini.











Tugas one ( PERHATIKAN Cermin BERIKUT )







Bacalah referensi debat “Penyerapan Kosa Kata Bahasa Luar Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Bukan.” Kemudian kerjakan tugas-tugas berikut ini



;





Arketipe bacaan debat bisa dibaca sreg sendi BIN peristiwa 179 s/d182















  1. Identifikasikanlah pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing tim!









  2. Analisislah guna dan kelemahan pendapat per pihak bersendikan argumen yang disampaikan.









  3. Gunakan tabel berikut untuk memudahkan analisismu.











Jawab:















ane)Tim Afirmasi











Pendapat

Setuju bahwa penyerapan vokabuler bahasa asing adalah bukti ketidakmampuan bahasa Indonesia
dalam interaksi dengan bahasa bukan.

















Argumen











Bahasa Republic of indonesia mengandalkan kosakata asing yang kemudian dibakukan menjadi bahasa Republic of indonesia. Bukti bahwa bahasa Indonesia tidak berkekuatan kerjakan berinteraksi antarbahasa dapat kita tatap pada eksploitasi kata zat makanan, yang diserap dari daftar kata bahasa asing nan jika dijelaskan dengan bahasa Indonesia belum tentu para pelaku bahasa memahami. Banyak orang yang bertambah familiar dengan kosakata serapan dari bahasa luar dibandingkan dengan bahasa Indonesia.

Baca :   Apa Perbedaan Antara Puisi Lama Dan Puisi Baru

















Tim Oposisi











Pendapat

Tak sejadi bahwa penyerapan kosakata bahasa luar yaitu bukti ketidakmampuan bahasa Indonesia intern interaksi dengan bahasa enggak.

















Argumen











Glosari bahasa asing ikut ke internal bahasa Indonesia saja digunakan sebagai persamaan pengenalan
yang bagi sebagian insan lebih mudah dipahami. Semata-mata, pada intinya dalam bahasa Indonesia itu
koteng, telah ada daftar kata yang berkaitan dengan perbendaharaan kata asing tersebut.















Kosakata bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti bagi landasan tertentu semata-mata. Cuma,
bahasa Indonesia dimengerti dan digunakan di hampir semua kalangan.













Adanya sekelompok mahajana yang kepingin selalu merasa bertata cara tinggi dan merasa
terhormat kalau menggunakan kosakata bahasa luar.















Cak regu Bebas











Pendapat

Kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa dapat diwujudkan jika jatah makan penggunaan
bahasa Indonesia seimbang dengan khazanah kata bahasa asing.

















Argumen











Penggunaan kosakata asing dalam bahasa Republic of indonesia tidak besar perut diidentikkan dengan dampak negatif karena terselip hal positif, yakni bisa mempermudah kegiatan berkomunikasi, khususnya dalam tuturan yang di dalamnya terdapat bahasa asing yang terasa lebih akrab di telinga dibandingkan dengan n antipoda bahasa Indonesianya.

















2) Pendapat Pihak Afirmasi











Penyedotan kosakata bahasa asing merupakan bukti ketidakmampuan bahasa Indonesia privat interaksi dengan bahasa tak. Bahasa Indonesia terbukti mengandalkan kosakata asing yang kemudian
dibakukan menjadi bahasa Indonesia dan orang lebih familiar dengan bahasa luar dibanding bahasa Indonesia.















  • Kajian Faedah







    Fakta bahwa bahasa Indonesia tersangkut oleh bahasa asing lakukan memperkaya kosakatanya.













  • Analisis Kelemahan







    Penyerapan bahasa lain bukti kelemahan bahasa, karena bahasa tidak dapat dilepaskan berpokok penuturnya. Ketika penuturnya berinteraksi dengan nasion enggak otomatis bahasanya kembali akan
    terpengaruh. Selain itu, jumlah orang yang kian familiar dengan bahasa asing dibanding bahasa
    Indonesia namun berlaku untuk invalid orang/ kelompok.















Pendapat Pihak Oposisi











Penyerapan kosakata asing ke dalam bahasa Republic of indonesia bukan bukti ketidakberdayaan bahasa Indonesia. Adanya kerubungan yang bertambah memahamai bahasa asing daripada bahasa Indonesia
yakni bukti sekelompok masyarakat yang ingin selalu merasa berpendidikan janjang dan merasa terhormat jika menggunakan vokabuler bahasa asing.















  • Analisis Kekuatan







    Argumen bahwa orang lebih kritis bahasa luar daripada bahas Indonesia cukup lestari. Karena jumlah yang demikian tentu lebih terbatas dibanding yang memafhumi bahasa Republic of indonesia.













  • Amatan Kelemahan







    Argumen disampaikan namun mengulang pendapat. Tidak disertai fakta partisan nan abadi.















Pendapat Pihak Netral











Penggunaan glosari tidak boleh dijadikan bukti ketidakberdayaan bahasa Indonesia karena tujuannya cak bagi mempermudah kegiatan berkomunikasi.















  • Analisis Kemustajaban







    Memberikan solusi terhadap kontroversi soal penyerapan kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Republic of indonesia.













  • Analisis Kelemahan







    Lain disertai bukti pendukung.











KEGIATAN two. Mengidentifikasi Polah Bahasa Debat









iii.vi



 /five (7 votes )





Puas bagian ini kamu akan mempelajari debat ilmiah, tidak debat sais seperti nan sahih kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam debat sais berniat untuk mengalahkan pendapat pihak lain seringkali dilakukan tanpa memedulikan kesahihan argumen yang disampaikan.









Sebagai sebuah kegiatan ilmiah, debat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa sah serempak ilmiah. Maksud penyortiran ragam bahasa adalah pergi misinterpretasi, baik dalam penggunaan ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan, presisi, dan kejelasan pengungkapan ide harus diperhatikan.













Berikut ini yaitu ciri ragam bahasa ilmiah.











  • Pendirian bahasa Republic of indonesia nan digunakan harus benar sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik pendirian penyelenggaraan ejaan alias tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan gugus kalimat).









  • Ide yang diungkapkan harus etis sesuai dengan fakta dan dapat masin lidah akal sehat (rasional), harus tepat, dan sekadar memiliki suatu makna, padat, sedarun menuju mangsa, runtun dan berstruktur. Keadaan ini tersangkut pada ketepatan pemilihan kata (diksi) dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat nan digunakan efektif.









  • Kata yang dipilih mempunyai makna selayaknya (denotatif).











Bahasa baku yakni kelakuan bahasa yang telah ditetapkan andai perbuatan yang dapat dikabulkan dan berfungsi laksana model bakal suatu awam. Makara, cak semau tiga aspek internal bahasa baku nan tukar menyatu yaitu kodifikasi, keberterimaan dan difungsikan sebagai contoh.























Mgid






















Selain itu, dalam debat sebaiknya penggunaan kata-kata beristiadat daerah alias asing, bahasa prokem dan bahasa gaul harus diminimalkan. Tujuannya hendaknya tidak saling ketersinggungan dan mengakibatkan program debat karena antarpihak tidak saling mengetahui kata yang digunakan.













Perhatikan contoh kalimat berikut ini.













  1. Pemerintah seharusnya lain mengerudungi mata sreg fakta bahwa UN sudah meratah banyak korban.





















  2. Banyak banget pesuluh jatuh bergeletakan karena merembah gagal dalam Ujian Nasional.





















Kalimat (1) dan kalimat (2) di atas merupakan hipotetis kalimat bukan formal. Ketidakbakuan kalimat (1) dan (two) karena menunggangi frasa signifikan alegoris yaitu frasa menutup mata dan jatuh bergelimpangan. Kalimat kedua ketidakefektifan kalimatnya juga disebabkan penggunaan perkenalan awal-kata dari bahasa daerah yakni alas kata banget.













Pembenahan kedua kalimat di atas agar menjadi kalimat ragam ilmiah yang baku dapat kamu tatap lega babak berikut.













  1. Pemerintah sebaiknya peduli pada fakta bahwa UN telah memakan banyak bahan.





















  2. Banyak sekali siswa frustasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.















                                                                     SELAMAT BELAJAR